Senin, 30 Januari 2012

Gambaran Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesaria Tentang Pemberian Kolostrum

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1994-2004 dan Program Pembangunan Nasional (PROPERNAS) mengamanatkan bahwa pembangunan diarahkan untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia (SDM). Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI kepada bayi sejak lahir berusia empat bulan Universal Children Foundation (UNICEF), bahkan saat ini dianjurkan sampai usia 6 bulan.

Melihat begitu pentingnya ASI, maka sangat disayangkan bahwa kenyataannya penggunaan ASI belum seperti yang diharapkan.  Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, tetapi pencapaian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, yaitu 52% ibu memberikan ASI eksklusif empat bulan dan 47% pemberian ASI eksklusif enam bulan (Depkes RI, 2001).  Survei Demokrasi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003 menunjukkan bahwa hampir semua bayi (96,3%) di Indonesia pernah mendapatkan ASI, namun hanya sebanyak 38% bayi baru lahir mendapat kolostrum pada hari pertama.   Pada hal kolostrum yang diproduksi hari pertama sangat bai untuk bayi memberikan daya tahan terhadap penyakit infeeksi serta memberi rangsangan untuk produksi ASI kepada ibu (Setyowati dan Budiarso, 1998).
Untuk Provinsi Lampung, cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan adalah 41,4% atau 66.730 dari jumlah bayi sebanyak 161.154 bayi (Dinkes Provinsi Lampung, 2007).
Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak untuk persiapan penerus di masa depan, dan sangat diperlukan bayi pada masa perkembangannya.  ASI merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan ibu pada anaknya.  Selain komposisinya yang sesuai dengan bayi, ASI mengandung zat pelindung yang dapat menghindarkan bayi dari berbagai infeksi.  Pemberian ASI juga mempengaruhi emosional antar ibu dan anak serta perkembangan jiwa sang anak, dapat menjarangkan kehamilan, serta memiliki keunungan ekonomis (Jellife dan Laurence, 1989).
Berbagai faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan kolostrum pada bayi seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, sosial dan ekonomi.  Kolostrum mengandung antibodi yang sangat kuat untuk mencegah infeksi dan memberikan perlindungan yang baik terhadap hampir semua bakteri dan virus pada bayi.  Kolostrum juga kaya akan faktor pertumbuhan yang merangsang usus halus bayi yang belum matang dan menyiapkan usus halus untuk mencerna dan menyerap susu matang atau matur, serta mencegah penyerapan bahan yang belum tercerna yang dapat menimbulkan alergi.
Bagi bayi yang tidak diberikan kolostrum kemungkinan untuk terkena infeksi lebih tinggi, terutama terhadap kuman penyebab gastroentritis dan radang tenggorokan.  Program pemerintah untuk meningkatkan partisipasi ibu dalam pemberian ASI sedini mungkin adalah juga merupakan program dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Menggala Tulang Bawang, karena berbagai faktor program laktasi di RSUD Menggala Kabupaten Tulang Bawang belum berjalan sebagaimana mestinya terutama pada bayi dengan tindakan Sectio Caesaria (SC).
Hasil pra survei di RSUD ZZZ pada bulan Januari-Desember 2007 ditemukan 98 persalinan dengan SC, dan dari jumlah tersebut 80% ibu sadar dalam waktu tidak lebih dari 4 jam.  Namun pemberian kolostrum pada ibu dengan SC hanya 38%, selebihnya diberi susu formula (RSUD Menggala, 2007). 
Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut di atas, peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran pengetahuan ibu Post Sectio Caesaria tentang pemberian kolostrum di Ruang Kebidanan ZZZ

1.2   Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mendeskripsikan data yang merupakan identifikasi masalah, yaitu dari 98 ibu post sectio caesaria di Ruang Kebidanan ZZZ, hanya 38% yang memberikan kolostrum pada bayinya.

1.3    Masalah dan Permasalahan
1.3.1        Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah pemberian kolostrum dengan ibu post SC di Ruang Kebidanan ZZZ hanya 38% disebabkan ibu belum mengetahui tentang kolostrum.
1.3.2        Permasalahan
1.3.2.1  Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang pengertian kolostrum di Ruang Kebidanan ZZZ?
1.3.2.2  Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang tujuan kolostrum di Ruang Kebidanan ZZZ?
1.3.2.3  Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang manfaat kolostrum di Ruang Kebidanan ZZZ?
1.3.2.4  Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang kandungan kolostrum di Ruang Kebidanan ZZZ?

1.4   Tujuan Penelitian

1.4.1        Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang pemberian kolostrum pada bayi yang baru lahir di Ruang Kebidanan ZZZ.
1.4.2        Tujuan Khusus
1.4.2.1  Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang pengertian kolostrum di Ruang Kebidanan ZZZ.
1.4.2.2  Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang tujuan kolostrum di Ruang Kebidanan ZZZ.
1.4.2.3  Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang manfaat kolostrum di Ruang Kebidanan ZZZ.
1.4.2.4  Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang kandungan kolostrum di Ruang Kebidanan ZZZ.

1.5   Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain:

1.5.1        Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai masukan bidan atau tenaga kesehatan RSUD Menggala, sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang terbaik bagi pasien dengan tindakan SC yang berhubungan dengan pemikiran kolostrum pada bayi.

1.5.2        Bagi Peneliti Lain
Dapat dijadikan bahab perbandingan untuk melakukan penelitian lain atau serupa, berkaitan dengan kolostrum dan dapat disempurnakan lagi.

1.5.3        Bagi Peneliti
Dapat memberikan gambaran informasi tentang pemberian kolostrum pada ibu SC dan dapat menambah wawasan keilmuan.

1.6   Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah deskriptif yang dilakukan pada ibu post Sectio Caesaria yang dirawat di Ruang Kebidanan RSUD ZZZ, variabel yang diteliti adalah pengetahuan ibu tentang pemberian kolostrum yang meliputi; pengertian, tujuan, manfaat, dan kandungan kolostrum.  Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IntenseDebate Comments - Last 5